Kamis, 13 Januari 2011

Proposal Skripsi

Pengaruh Model Pembelajaran Praktikum Fisika Terhadap Kreatifitas Siswa
di
Sekolah Menengah Umum
( Eksperimen pada kelas X SMU Perguruan Rakyat 2 Jakarta Timur )

Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Bimbingan Karya Ilmiah



Disusun Oleh:
Hilmansyah
(108053000008)




JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH V A
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi masalah
C. Pembatasan masalah
D. Perumusan maslah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Kreatifitas
2. Hakikat Belajar Mengajar Fisika
A. Pengertian Belajar Mengajar
B. Pengertian Fisika
3. Hakikat Praktikum
A. Pengertian Model Pembelajaran Praktikum
B. Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Rancangan Penelitian
F. Instrumen Penelitian
G. Hipotesis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSATAKA SEMENTARA













BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harus disadari bahwa dewasa ini pembelajaran fisika terlalu banyak hafalan maka yang terjadi adalah pembelajaran terlalu berorientasi pada isi bukan pada proses pembelajaran. Padahal memorisasi atau ingatan (hasil hafalan) adalah tingkat mental paling bawah, sementara tingkat-tingkat mental paling atas yaitu kreativitas terabaikan.
Seseorang dikatakan belajar apabila pada dirinya terjadi perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, yang dikatakan seseorang belajar bukan seperti orang yang habis berlari kemudian ia lelah namun setelah ia istirahat lelahnya akan hilang, tetapi belajar adalah hasil dari sebuah pengalaman yang akan selalu diingat selamanya bahkan akan diterapkan dalam kehidupan nyata.
Para ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa anak didik lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika pengajaran konsep-konsep tersebut disertai dengan contoh-contoh kongkrit yaitu siswa membangun konsep-konsep dan prinsip dengan jalan melakukan kegiatan praktek (hands-on activity). Sejalan dengan ide tersebut pengajaran MIPA SMU dewasa ini mengalami pergeseran dari pembelajaran berpusat pada guru (Teacher’s Centered) ke arah pembelajaran berpusat pada murid (Student’s Centered).
Hans Jeller (AS) dan Klaus Urban (Jerman Barat) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa anaka Indonesia kreativitasnya paling rendah dari 9 negar yang diteliti diantaranya Philipina, AS, Jerman Barat, India, RRC, Kamerun, Zulu (afrika), namun penelitian ini dibantah oleh Tungul Siagian yang menyatakan bahwa tidak betul kreativitas anak Indonesia rendah, tetapi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas kurang.
Untuk itu dalam rangka mengembangkan kreativitas tersebut sangat dituntut peran serta guru. Seorang guru harus selalu membuat siswa menjadi seorang yang kreatif, dengan selalu memberikan kebebasan pada siswa dalam berpikir bahkan untuk menciptakan hal-hal yang baru yang dapat diciptakan dari gabungan atatu kombinasi sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh setiap siswa sebelumnya yang merupakan hasil dari proses belajar.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang yang sangat luas seperti yang telah dikemukakan. Penulis
Mengidentifikasikan antara lain:
1. Apakah pada proses belajar mengajar fisika sudah memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk melakukan metode praktikum?
2. Apakah dengan memberikan pengaruh metode praktikum fisika dapat menciptakan kreativitas siswa?
3. Fakta-fakta apa saja yang mempengaruhi kreativitas siswa?
4. Apakah terdapat pengaruh metode praktikum fisika terhadap kreativitas?

C. Pembatasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah maka ruang lingkup masalahnya dibatasi pada pengaruh model pembelajaran praktikum fisika terhadap kreativitas siswa yang akan diukur dan dibatasi pada materi pembelajaran rangkaian kapasitor.
D. Perumusan masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “ Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran praktikum fisika terhadap kreatifitas siswa?”

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi dan data mengenai pengaruh model pembelajaran fisika terhadap kreativitas siswa.

F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi guru untuk terus dapat mengembangkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran praktikum.











BAB II
KERANGKA TEORITIS

A. DESKRIPSI TEORITIK
1. Hakikat Kreativitas
Menurut Conny Semiawan et.all kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Ciptaan ini tidak seluruh nya harus baru, mungkin saja berupa gabungan/ kombinasi sedangkan unsur-unsur pembentukan sudah ada sebelumnya. Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau sudah ada sebelumnya. Kreatifitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi antar hal-hal atau objek–objek sebelumnya tidak ada atau belum tampak hubungannya.
Kreativitas menurut Prevdahl, juga dapat diartikan sebagai “kemampuan menghasilkan komposisi, produk/ gagasan saja yang ada pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya”.
Dari beberapa definisi di atas pada dasarnya mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang. Kreativitas dapat diwujudkan dalam bentuk produk (misalnya terciptanya suatu benda)atau dalam bentuk gagasan. Hasil kreativitas ini tidak perlu seluruhnya baru tetapi dapat merupakan gabungan, kombinasi atau alternatif lain dari unsur-unsur lama yang sudah ada sebelumnya.
Ciri-ciri kreatif menurut S.C.U Munandar diantaranya (1) Keterampilan berpikir lancar, Kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, menyelesaikan masalah atau pertanyaan. (2) Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel). Kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. (3) Keterampilan berpikir orisinil. Kemampuan melahirkan ungkapan yang baru dan unik. (4) Keterampilan memperinci. Kemampuan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. (5) Ketermpilan menilai. Kemampuan menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakh suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana.

2. Hakikat Belajar Mengajar Fisika
A. Pengertian Fisika
Yang dimaksud dengan pengertian adalah apa yang secara mendasar harus atau yang harus dimiliki didalamnya terdapar ciri yang hakiki. Jadi yang dimaksud dengan pengertian fisika adalah apa yang secara mendasar harus ada dalam fisika dan apa yang ada ciri hakikinya. Kalau seseorang berpikir tentang fisika, maka akan timbul apa yang seharusnya muncu dalam pikirannya.

Tiga aspek pokok dari ilmu pengetahuan Alam yaitu proses (mode) keilmuan, produk keilmuan dan sikap keilmuan.

Yang dimaksud dengan sikap keilmuan adalah sikap dimiliki oleh para ilmuan pada umumnya, yang diperlukan dalam melakukan proses keilmuan untuk memperoleh produk keilmuan. Proses (mode) keilmuan adalah cara spesifik untuk menangani masalah-masalah keilmuan, dalam Ilmu Pengetahuan, yang meliputi langkah-langkah mempormilasi masalah, menyusun dan mengajukan hipotesis, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, mengolah data, memferivikasikan kesimpulan, menyusun dan merumuskan prinsip, hokum, teori untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenoma fisis.
Dalam pelaksanaan, apakah semua kegiatan dilaksanakan atau hanya sebagian, bergantung pada kompleksitas masalah yang dihadapi. Produk keilmuan adalah produk yang dihasilkan para ilmuan melalui kegitan keilmuan mereka.
Menurut Frederick J. Breche menjelaskan lebih rinci, fisika adalah :
Ilmu yang mempelajari hukum-hukum alam dan penerapannya terhadap benda mati; ilmu tentang materi dan energi; ilmu-ilmu yang mendasari semua ilmu pengetahuan alam yang dibagi-bagi dalam struktur dan tingkah laku materi; ilmu yang diperoleh dengan mempelajari gejala alam.
Maka dapat disimpulkan fisika adalah seperti yang dikemukakan oleh Herbert Druxes sebagai berikut:
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukum-hukum alam dan kejadian-kejadian alam dengan gambaran menurut pemikiran manusia. Dan gambaran itu berupa teori dan model fisikalis yang sedapat-dapatnya seragam dan tak dapat disangkal lagi.

B. Pengertian Belajar Mengajar
Berbicara tentang belajar mengajar ada beberapa aspek yang dapat dikaji.
Aspek-aspek itu antara lain: 1) Siapa yang melakukan
2) Apa yang dipelajari atau yang diajarkan
3) Apa yang dilakukan selama belajar mengajar berlangsung
4) Apa yang ingin dicapai dengan kegiatan tersebut.

3. Hakikat Praktikum
A. Pengertian Model Pembelajaran Praktikum
Praktikum adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara membagi siswa dalam suatu kelompok untuk membuktikan teori. Metode ini dipandang lebih efektif untuk memperoleh dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Fisika.
Kebanyakan guru fisika mengajar praktikum dengan salah satu tujuan dari yang berikut (Shulman dan Tamir, 1973) :
1. Mendorong dan mempertahankan minat, sikap yang baik, kepuasan, keterbukaan dan rasa ingin tahu terhadap IPA.
2. Mengembangkan pikiran yang kreatif dan kemampuan untuk memecahkan masalah .
3. Mendorong berbagai aspek dari pikiran keilmuan termasuk bagian dari metode IPA seperti merumuskan hipotesa dan anggapan;
4. Mengembangkan pemahaman konsep dan potensial intelektual; dan;
5. Mengembangkan keterampilan proses seperti merancang dan melakukan penyelidikan, mengukur, merekam data, menganalisa dan menafsirkan hasil percobaan;
6. Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan teknik-teknik eksperimental dan penggunaan alat seperti mulimeter, merangkai alat, dan sebagainya.
Untuk dapat mencapai kualifikasi dasar seperti yang dikatakan oleh Helmut Nolker dan Everhard Schoenfeld, bahwa pengajaran fisika harus mempunyai pertalian langsung dengan praktikum serta kualifikasi yang relevan dengannya, maka perlu digunakan suatu metode mengajar praktikum yang benar, terutama mengenai klasifikasi praktikum yang akan diterapkan.

B. Kerangka Pikir
Pembelajaran fisika di SMU termasuk dalam pembelajaran sains, dimana konsep-konsep dasarnya merupakan generalisasi yang ditarik dari fenomena alam yang diakumulasikan daalm bentuk teori. Oleh karena itu dalam praktikum proses sebaiknya pengajar memberi proritas pada latihan keterampilan proses yang lebih tinggi dengan menggunakan pengetahuan atau konsep-konsep fisika yang relatife mudah dikuasai siswa.
Tetapi bentuk praktikum yang dikemukakan adalah bentuk praktikum yang dapat merangsang kemampuan tinggi rendahnya tingkat kreatifitas seseorang. Hal ini terutama ditandai dengan keterampilan berproses yang tingkat kognitifnya lebihrendah seperti pengukuran, manipulasi peralatan, perekaman data, dan seterusnya. Dengan demikian dapat diduga terdapat pengaruh model pembelajaran praktikum siswa terhadap kreativitas siswa.

C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka pikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu “Terdapat pengaruh model pembelajaran praktikum fisika siswa terhadap kreativitas siswa”








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
Dalam penelitian adalah siswa-siswi kelas X di SMU Perguruan Rakyat 2 Jakarta. Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru fisika kelas X (sepuluh) dan siswa-siswi kelas X (sepuluh).

B. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di SMU Perguruan Rakyat 2 Jakarta, dengan subyek penelitian ialah siswi-siswa kelas X (sepuluh) yang berjumlah 40 orang. Penelitian ini dilakukan pada semester 1 tahun 2010/2011.

C. Metode Penelitian
Dalam penelitin ini, metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen, yaitu suatu eksperimen semu dimana penelitian menggunakan rancangan penelitian tidak dapat mengontrol secara penuh terhadap ciri-ciri dan karakteristik sample yang diteliti, tetapi cenderung menggunakan rancangan yang memungkinkan pengontrolan dengan situasi yang ada.

D. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMU Perguruan Rakyat 2 Jakarta. Sedangkan untuk sampelnya dipilih dua kelas yaitu siswa kelas X yang dipilih secara cluster random sampling dari tiga kelas.

E. Variabel penelitian
Variabel penelitian yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran praktikum yang diberikan selama proses pembelajaran, dan yang variabel terikat adalah kreativitas siswa yang diukur dengan memberikan tes paraktikum secara individual.

F. Rancangan Penelitian
1. Fokus masalah
Fokus masalah ini pada proses pengukuran, perekam data, alat untuk memanipulasi data pada konsep mata pelajaran Fisika.
2. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tes tertulis dan praktikum untuk melihat kreativitas siswa di SMU Perguruan Rakyat 2 Jakarta.

F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual
Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, orisinalitas, elaborasi, dan evakuasi.
2. Definisi Operasional
Kreativitas adalah skor yang diperoleh dari hasil pengukuran kreativitas yang meliputi 4 kemampuan berpikir seperti logis, rasional, analisis dan kritis. Pengukuran menggunakn bobot penilaian, untuk berpikir kritis berbobot 4, berpikir analisis berbobot 3, berpikir rasional berbobot 2 dan berpikir logis berbobot 1.
3. Kisi-kisi instrumen tes kreativitas bentuk essay
Tabel 1 : Kisi-kisi instrumen
NO ASPEK INDIKATOR SKOR
1 Kelancaran Siswa dapat mengungkapkan banyak gagasan melalui hasil pengamatan 10
2 Keluwesan Siswa dapat mengungkapkan gagasan yang bervariasi tentang bagaimana benda plastik dapat bermuatan listrik yang ditunjukkan melalui percobaan sedehana 6
3 Orisinalitas Siswa dapat mengungkapkan gagasan yang baru tentang bagaimana seseorang dapat terhindar dari petir dalam situasi 6
4 Elaborasi Siswa dapat menunjukkan cara bagaimana kertas dapat tertarik lebih banyak pada sebuah penggaris setelah digosokkan 8
5 Menilai/ Evaluasi Siswa dapat menunujkan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi dalam suatu situasi. 10

4. Kalibrasi Instrumen
Untuk mengetahui instrumen yang baik digunakan kaidah valid dan invalid.
a. Validitas instrumen
Untuk mengetahui valid dan tidaknya suatu instrumen diperlukan validitas instrumen diperlukan validitas instrumen. Pada penelitian ini penulis akan menggunakan validitas isi (content validity) . Validitas ini berkenaan dengan keterampilam praktikum.
b. Relialibilitas insrumen
Reliabilitas instrumen adalah ketetapan instrumen atau alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Jika alat evaluasi itu reliable, maka hasil dari dua kali atau lebih pengevaluasian dengan dua atau lebih alat evaluasi yang evaluasi yang senilai (ekuivalen) pada masing-masing pengetesan diatas akan sama. Suatu alat evaluasi dikatakan baik apabila, antara lain reabilitasnya tinggi. Realibilitas instrumen kreativitas pada penelitian ini diuji dengan rumus alpha cronbach.

Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
= jumlah varians butir
= varians total
Klasifikasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
= 0,91-1,00 sangat tinggi
=0,71-0,90 tinggi
= 0,41-0,70 cukup
= 0,21-0,40 rendah
< 0,20 sangat rendah








DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rhineka Cipta. 1998
B. Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak. Terjemahan Meita Sari Tjandrasa. Jakarta : PT Gramedia. 1990.
Conny Semiawan, AS, Munandar dan S.C.U Munandar. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia. 1987.
Munandar, S.C.U. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah : Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua, Jakarta : PT Gramedia. 1990.
_____ Kreatuvitas dan Keterbakatan ; Startegi Mewujudkan Potensi Keatif dan Bakat. Jakarta : PT Gramedia. 2002.
Norah Morgan and Juliana Saxon. Teaching Question & Learning, Newyork : Routledge. 1991.
Subiyanto. Evaluasi Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. 1988.
Supardiyono. “Upaya mengembangkan Kreativitas dalam Proses Belajar Mengajar” Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, No. 8. Tahun 47, 1990.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar