Kamis, 13 Januari 2011

Hasil METLIT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perubahan zaman semakin berkembang, hal tersebut ditandai dengan berkembangnya teknologi yang dapat mempengaruhi perilaku kehidupan manusia. Seiring perkembangan tersebut, semakin banyak pula perubahan-perubahan yang terjadi pada individu-individu ataupun suatu kelompok yang berakibat pada perubahan perilaku yang tidak biasa dilakukan menjadi sesuatu hal yang biasa dilakukan, bahkan menjadi suatu rutinitas yang harus dilakukan. Seperti halnya “Pacaran”. Dewasa ini pacaran sudah menjadi suatu aktivitas yang rutin dilakukan oleh sebagian orang. Pacaran sudah semakin marak, sehingga perlu perhatian khusus bagi semua pihak guna mengatasinya. Bahkan bagi sebagian orang menganggap bahwa pacaran sudah menjadi suatu bentuk aktivitas yang lumrah. Mereka menganggap pacaran bukan lagi sesuatu yang tabu untuk dilakukan, meskipun tanpa ikatan pernikahan yang sah. Aktivitas yang demikian tersebut dikhawatirkan akan berlanjut pada perkembangan seks bebas yang juga akan berdampak terhadap masalah sosial lainnya seperti aborsi, anak tanpa status yang jelas, penyakit kelamin, dan lainnya. Dengan demikian, disadari atau tidak hal tersebut juga dapat berpotensi mempengaruhi bahkan mengubur prestasi atau cita-cita mereka.

Hasil survei di empat kota besar (Jakarta, bandung, Surabaya, dan Medan) yang dilakukan oleh lembaga yang bernama synevote (Indonesia) pada September 2004, bahwa aktivitas akhir pekan yang paling sering dilakukan para remaja adalah menonton televisi dan pacaran serta mengunjungi tempat-tempat perbelanjaan (mall) bersama kawan-kawan. Bahkan pada sekarang ini, remaja tidak lagi beraktivitas bersama orang tua dan keluarga. Hasil survei menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh responden mempunyai pacar kebanyakan remaja. Yang lebih mengejutkan lagi para remaja tersebut pernah berciuman, berpelukan, menonton film porno, melihat gambar porno atau membaca buku stesilan. ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diamati.

Memang pada dasarnya, sebagian besar perilaku pacaran memanfaatkan pacaran itu sebagai ajang penyaluran hasrat seksualnya secara gratis. Dan perlu diketahui bahwa pendidikan seks usia remaja (ABG) haruslah dipandang bukan lagi masalah yang tabu. Demikian halnya pada usia remaja dan usia anjak dewasa, sikap over protective orang tua dianggap juga sebagai penyebabnya. Mengapa demikian? Karena dalam teori maupun prakteknya, usia tersebut memang dianggap sebagai usia pemberontak yang belum matang. Maka dari itu Islam pun secara tegas memberikan hukuman bagi mereka yang pacaran yang tidak sehat:

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina ; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’:32).

Untuk sekarang ini, pacaran bukan hanya untuk orang dewasa ataupun anak remaja, akan tetapi anak kecil pun sudah mengenal yang namanya pacaran. Buktinya sering kita dengar istilah “Cinta Monyet” yaitu pacaran untuk anak kecil. Padahal kita tahu bahwa anak kecil tersebut masih dalam tingkat pendidikan.

Tidak dapat dipungkiri pula fenomena pacaran yang ada di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM). aktivitas tersebut sudah menjadi rutinitas mahasiswa disamping kegiatan kuliahnya. Apalagi mahasiswa di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) didominasi oleh usia remaja dan usia anjak dewasa, dimana usia tersebut adalah masa-masa yang labil bagi setiap orang, pada saat usia tersebut pula mereka mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana mereka ingin mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan dan dirasakannya, seperti halnya pacaran karena adanya dorongan rasa ingin tahu mereka yang tinggi, mahasiswa memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah ataupun antara kuliah, remaja belum memiliki orientasi materi karena kehidupannya masih serba ditanggung oleh orangtunaya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran remaja.

Celakanya, gaya pacaran sebagian mahasiswa di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) telah mengarah pada perilaku yang diluar batas, disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku yang tidak sesuai dengan syari’at Islam untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak semestinya mereka lakukan. Hal seperti inilah yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi konsistensi prestasi belajar mahasiswa di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM).

Dengan melihat fenomena dan realita di atas, maka penulis mencoba mengangkat sebuah kajian penelitian yang berjudul ”PACARAN DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FIDKOM)” Karena penulis beranggapan bahwa pacaran tersebut sedikit ataupun banyak, disadari ataupun tidak akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis pembatasi masalah penelitian ini agar pembahasannya lebih fokus dan tidak dan tidak meluas. Adapun batasan-batasan masalah tersebut sebagai berikut:
1. Masalah yang dibahas pada penelitian ini hanya aktivitas pacaran mahasiswa di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Penelitian ini tidak pada semua mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tetapi hanya pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan melihat pembatasan masalah di atas, maka penulis membuat rumusan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penulis membuat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh pacaran terhadap tingkat prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) tentang masalah pacaran serta pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pacaran dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun tugas penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I : Pada bab ini membahas pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang ditulis secara singkat.
BAB II : Pada bab ini membahas mengenai landasan teori yang menunjang dalam pembahasan materi penelitian ini.
BAB III : Pada bab ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, model dan desain peneitian, populasi dan sampel, sumber data, fokus penelitian, teknik pengambilan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : Pada bab ini terdiri dari temuan dan analisis lapangan. Temuan dan analisis lapangan menguraikan tentang gambaran umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), dan membahas tentang temuan dan analisis data.
BAB V : Pada bab ini berisi kesimpulan yangdan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari masalah penelitian dan serta saran untuk penyempurnaan tugas penelitian ini.

















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Pacaran
1. Pengertian Pacaran
Istilah pacaran berasal dari kata pacar yang menurut kamus besar bahasa Indonesia pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Kata pacar mendapat imbuhan ”ber” sehingga menjadi kata Berpacaran yang mempunyai makna bercintaan atau berkasih-kasihan dengan sang pacar. Sedangkan kata memacari bermakna adalah mengencani atau menjadikan dia sebagai pacar. Sementara kencan sendiri menurut kamus tersebut adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.
Jika definisi baku di atas dipadukan, maka akan mendapatkan rumusannya dan bisa terbaca dengan sangat jelas bahwa pacaran adalah bercintaan atau berkasih-kasihan (antara lain dengan saling bertemu di suatu tempat pada waktu yang telah ditetapkan bersama) dengan kekasih atau teman lain-jenis yang tetap (yang hubungannya berdasarkan cinta-kasih). Singkatnya, pacaran adalah bercintaan dengan kekasih yang tetap.
Menurut Purnama Julia Utami dalam artikelnya yang berjudul Definisi Pacaran menyatakan bahwa pacaran adalah sebuah hubungan romantis atau suatu hubungan hasil kombinasi antara passion, komitmen dan intimasi (perasaan kedekatan secara fisik dan emosional). Hubungan pacaran berarti tahap untuk saling mengenal antara seorang pemuda dan pemudi yang saling tertarik dan berniat untuk mengadakan hubungan yang eksklusif (terpisah, sendiri, istimewa). Dengan pengertian seperti itu, berarti pacaran memang diarahkan untuk suatu hubungan yang lebih lanjut, lebih dalam, dan lebih pribadi lagi. Ini tidak boleh diartikan sebagai keharusan untuk melanjutkan. Pacaran dimaksudkan sebagai situasi yang memungkinkan pasangan yang berelasi semakin dekat dan akhirnya menemukan kecocokan satu sama lain untuk melanjutkan hidup bersama dalam suatu hubungan resmi, baik pertunangan maupun perkawinan.
Padahal jika melihat realita yang ada, dapat diartikan bahwa pacaran adalah saat-saat paling munafik dalam kehidupan seseorang. Munafik karena masing-masing dari pasangan tersebut akan berusaha menutupi kelemahannya dan dengan bangganya menampakkan kelebihan masing-masing bahkan hal tidak lebih pun ditonjol-tonjolkan.
Jika dicermati, bahwa Sesungguhnya pacaran adalah suatu hubungan yang didalamnya terjalin hubungan komunikasi yang intensif dan kontinyu antara wanita dan pria. Hal tersebut tersebut secara langsung atau tidak langsung dan disadari ataupun tidak disadari akan mampu mempengaruhi atau mengubah sikap atau kebiasaan seseorang.

2. Alasan Remaja Berpacaran
Beberapa alasan para remaja khususnya kaum wanita yang mengharuskan dirinya berpacaran, diantaranya:
1. Menjaga keamanan diri, sebab lebih baik berjalan dengan pacar dari pada sendirian, karena apabila ada orang yang niat mengganggu, mereka pasti berpikir dua kali.
2. Berpacaran itu untuk menjaga penampilan tetap menarik, karena seseorang yang sedang pacaran, selalu berusaha agar pasangannya melihatnya menarik, jadi ia pasti selalu menghias diri.
3. Mempunyai pacar merupakan suatu kebanggaan, karena mereka merasa mampu untuk mendapatkan seorang pasangan. hal inilah yang mendorong seseorang berpacaran.
4. Berpacaran diakui mampu menghilangkan kejenuhan atau membuat hidup lebih hidup, karena ketika salah satu dari pasangan mempunyai masalah atau mengalami kejenuhan, pasti ia mengadu atau mencurahkannya pada pasangannya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pacaran
1) Faktor Internal
a. Rasa ingin tahu dalam diri seseorang yang tinggi terhadap pacaran dan
b. Rasa ingin mencoba-coba yang ada dalam diri seseorang.

2) Faktor Eksternal
a. Lingkungan keluarga
Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman seseorang mengenai suatu hal, terutama masalah pacaran.
b. Pemahaman agama
Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku seseorang.
c. Lingkungan pergaulan
Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang
banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan seseorang.
d. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan seseorang untuk mengakses informasi setiap saat. Akan tetapi, kemajuan teknologi informasi tidak selalu membawa pengaruh yang positif. Tidak sedikit kemajuan teknologi tersebut berpengaruh terhadap suatu hal yang negatif. Seperti salah satu contohnya adalah pada saat sekarang ini seseorang lebih mudah mengakses dan menonton video porno kapanpun dan dimanapun. Hal inilah yang dikahwatirkan akan membawa perubahan negatif pada diri seseorang.

4. Dampak-dampak Berpacaran
Dalam melakukan sesuatu, pasti ada dampak-dampak yang diakibatkan dari aktivitas tersebut. Begitu pula halnya dengan pacaran, berikut ini adalah dampak positif dan negatif yang diperoleh dari aktivitas pacaran para remaja.
a) Dampak positif
1. Meningkatkan prestasi belajar. Hal ini terjadi biasanya karena semangat belajar yang tinggi akibat ada pacar yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun berpacaran prestasi belajar tidak terganggu.
2. Pergaulan sosial tambah meluas, jika pola interaksi tidak hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya (saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
3. Merasa aman, tenang, nyaman, dan terlindung. Karena hubungan emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan hal-hal positif.

b) Dampak negatif
1. Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar daripada belajar.
2. Kebebasan pribadi menjadi berkurang jika interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi lebih terbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar. Inilah yang mengakibatkan pergaualan sosial menjadi menyempit.
3. Keterkaitan pacaran dengan seks. Hal ini dapat terjadi karena pacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang berlebihan.
4. Berpacaran penuh masalah Sehingga Berakibat Stres. Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang diduga, pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan tersebut. Jika remaja belum siap mempunya tujuan dan komitmen yang jelas dalam berpacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi masalahnya.

B. Konsep Dasar Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Istilah prestasi belajar berasal dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Kata-kata tersebut mempunyai makna tersendiri dan jika disatukan kata-kata tersebut menjadi sebuah makna yang saling bersinergi. Dimana prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai seseorang pada saat atau periode tertentu atau hasil yang telah dicapai seseorang dalam proses pembelajaran. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Jika definisi prestasi dan belajar dipadukan, maka menghasilkan definisi prestasi belajar yaitu taraf keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran di lembaga pendidikan yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut pandangan ahli jiwa, Gastalt prestasi belajar atau hasil belajar adalah perubahan yang bersifat menyeluruh, baik perubahan pada perilaku maupun kepribadian secara keseluruhan. Belajar bukan semata-mata kegiatan mekanis stimulus respon, tetapi melibatkan seluruh fungsi organisme yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.
Berhubungan dengan definisi di atas, alat ukur prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) adalah dengan nilai Indeks Prestasi (IP). Seorang mahasiswa dikatakan prestasinya baik jika nilai rata-rata Indeks Pretasinya 3,00 atau lebih.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, baik faktor dalam diri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1. Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Bakat juga merupakan potensi atau kemampuan untuk dikembangkan melalui belajar agar menjadi kecakapan yang nyata.
Jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat dalam diri seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat seseorang lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
4. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan seseorang untuk belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri seseorang. Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.
1. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lingkungan atau lembaga pendidikan seseorang yang pertama dan paling utama.
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
2. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong seseorang untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
3. Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap prestasi belajar seseorang dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini kartono mengemukakan pendapatnya bahwa
Lingkungan masyarakat dapat belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

c) Klasifikasi Prestasi Belajar
Prestasi belajar atau hasil belajar seseorang dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotor domain).
1. Ranah kognitif, prestasi belajar atau hasil belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Ranah afektif, yaitu prestasi belajar seseorang yang diperoleh dari hasil belajar mencakup hal yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisas.
3. Ranah psikomotorik, sedangkan prestasi belajar yang bersifat psikomotorik adalah sesuatu yang berkenaan dengan hasil belajar
4. keterampilan dan keterampilan seseorang dalam bertindak.

C. Teori S-O-R
Dalam hal ini, jika mengaitkan judul penelitian yaitu pacaran dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), dimana dalam berpacaran terjalin hubungan komunikasi yang intensif dan kontinyu antara wanita dan pria. Hal tersebut secara langsung atau tidak langsung dan disadari ataupun tidak disadari akan mampu mempengaruhi atau mengubah sikap atau kebiasaan seseorang, dalam konteks ini ha yang dipengaruhi adalah prestasi belajar. Hal diatas sejalan dengan teori S-O-R.

Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Ini semula berasal dari psikologi, jika kemudian menjadi teori komunikasi, hal ini tidak mengherankan Karen objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia.

Menurut stimulus dan response teori ini, efek adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Adapun unsur-unsur dalam teori ini, sebagai berikut:
a. Pesan (Stimulus, S);
b. Komunikan (Organism, O);
c. Efek (Respons, R).

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof Dr. Mar’at daam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”. Mengutip pendapat Hovland Janis, dan Kelley yang menyatakan dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:
a. Perhatian;
b. Pengertian;
c. Penerimaan.






Gambar Skema: Teori S-O-R
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin akan diterima atau mungkin ditolak, komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya , maka terjadi kesediaan untuk mengubah sikap atau kebiasaan.




























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang merupakan salah satu Fakultas di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian yang mudah dijangkau oleh peneliti.
2. Waktu yang terbatas menjadi salah satu alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Selain karena dua hal tersebut di atas, faktor biaya juga menjadi pertimbangan peneliti melakukan penelitian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

B. Model dan Desain Penelitian
Model penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, tujuannya adalah untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi yang di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi atau yang ada.
Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai bagaimana pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar mahasiswa di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah pengambilan sampel teoritis (theoritical sampling), maksudnya adalah pengambilan data dikendalikan oleh konsep-konsep (pemahaman teoritis) yang muncul dengan berkembang sejalan dengan pengambilan data itu sendiri, dengan demikian penelitian kualitatif cenderung terbuka dalam desain dan metodologinya, dalam arti, desain dan metode pengambilan data dapat diubah dan disesuaikan dengan konteks dan setting penelitian berlangsung.

D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, yang dapat dijadikan sumber data adalah:
1. Data primer : Data yang diperoleh langsung dari responden
2. Data sekunder : Data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang
berkaitan dan mendukung penelitian.
E. Fokus Penelitian
pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk memfokuskan penelitian dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan membantu peneliti untuk mendapatkan informasi penelitian ini. Adapun besaran pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai berikut:
1. Hal apa yang memotivasi responden untuk berpacaran.
2. Bagaimana pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar responden.
3. Dampak apa yang ditimbul akibat dari aktivitas pacaran.

A. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Wawancara Fokus
Wawancara terfokus dalam hal ini adalah percakapan secara mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu dengan bertanya langsung dengan responden yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang berpacaran.
b. Observasi
Yaitu usaha untuk mengumpulkan dan memperoleh data serta informasi dengan melakukan pengamatan suatu kegiatan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi tentang hal-hal yang diamati, yang oleh peneliti dianggap penting. Catatan lapangan harus dibuat secara lengkap dan deskriptif dengan keterangan tanggal dan waktu, dan menyertakan informasi-informasi dasar seperti dimana observasi dilakukan, siapa saja yang hadir, bagaimana setting fisik lingkungan, interaksi sosial, aktifitas apa saja yang berlangsung dan sebagainya.
d. Dokumentasi
Dalam dokumentasi ini, peneliti membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk dat tertulis seperti buku, artikel dan jurnal yang dapat dijadikan bahan referensi dan analisis dalam penelitian ini.

G. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menganalisa data yang bersifat deskriftif, yaitu menggambarkan data yang ada di lapangan, dalam hal ini adalah aktivitas pacaran mahasiswa Fakutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM). Penelitian ini menetapkan masalah-masalah yang sangat penting dan layak dilakukan, yaitu adakah pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM). Jawaban masalah-masalah diseleksi, disusun kerangka sebab akibat, selanjutnya data temuan digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Analisa ini juga menggambarkan data tersebut secara keseluruhan, dan menganalisa dengan cara membuat kata kunci, untuk selanjutnya disimpulkan.












BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN

A. Gambaran Umum
1. Sekilas Tentang Aktivitas Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Mahasiswa adalah salah satu bagian dari kalangan akademis yang memiliki daya intelektual dan daya kreativitas tinggi. Dalam hal ini adalah mahasiswa FIDKOM. Ini terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang terlaksana, baik itu kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas FIDKOM maupun Kegiatan Unit Mahasiswa (UKM) atau bisa juga disebut LSO (Lembaga Semi Otonom), LSO yang ada di Fakultas FIDKOM yakni, paduan suara Voice Of Communication (VOC), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dan masih banyak lagi. Sebenarnya kegiatan yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakutas FIDKOM maupun LSO-LSO. adalah seperti, Seminar Mahasiswa, Pelantihan Jurnalistik, Workshop Film, Public Speaking, Pelatihan Dasar Penyiaran Radio atau Pembaca Berita TV dan lain sebagainya. Paduan suara VOC adalah komunitas mahasiswa yang bergerak dalam bidang seni tarik suara. VOC juga memiliki band, jadi kegiatan yang dilaksanakan dengan musik, sedangkan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) hanya berfokus pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan bakat dakwah yang dimiliki oleh setiap mahasiswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FIDKOM adalah mahasiswa yang benar-benar memiliki sifat kritis, daya kreatifitas yang diimbangi dengan moral dan akhlak yang baik, dalam mengembangkan ilmu yang didapat dari perkuliahan, tentunya hal ini dapat menambah pengalaman dan bakat di masa depan nanti.

Selain kegiatan perkuliahan dan kegiatan-kegiatan tersebut diatas, mahasiswa FIDKOM juga mempunyai kegiatan lain pada saat waktu senggang perkuliahan, yaitu berpacaran. Aktivitas tersebut sering dijumpai disetiap perkuliahan dan disetiap sudut FIDKOM. Aktivitas tersebut sudah menjadi rutinitas mahasiswa disamping kegiatan kuliahnya. Apalagi mahasiswa di FIDKOM didominasi oleh usia remaja dan usia anjak dewasa, dimana usia tersebut adalah masa-masa yang labil bagi setiap orang, pada saat usia tersebut pula mereka mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana mereka ingin mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan dan dirasakannya, seperti halnya pacaran, karena adanya dorongan dan rasa ingin tahu mereka yang tinggi, serta mahasiswa FIDKOM memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah ataupun antara kuliah, remaja belum memiliki orientasi materi karena kehidupan mereka masih serba ditanggung oleh orangtuanya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran mereka.

B. Temuan dan Analisis Data
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dengan jumlah tiga responden, menghasilkan data sebagai berikut:
1. Persepsi Pacaran
Pacaran merupakan suatu hubungan yang eksklusif, dimana di dalamnya terjadi komunikasi intensif dan perlakuan yang terpisah dan istimewa. Hal ini juga ditunjukkan bahwa Sebagian besar responden mengetahui arti pacaran, seperti yang dituturkan oleh salah satu responden berikut ini:
“…saya tau arti dari pacaran. Pacaran itu kan suatu hubungan antara pria dan wanita yang saling suka, dan dalam pacaran itu juga kan jalinan kasih yang harus dipisahkan dengan urusan-urusan lain. Pacaran juga saya perlakukan secara istimewa, artinya saya merencanakan aktivitas pacaran secara khusus…”

Dari penuturan responden diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pacaran adalah tahap untuk saling mengenal antara seorang pemuda dan pemudi yang saling tertarik dan berniat untuk mengadakan hubungan yang eksklusif (terpisah, sendiri, istimewa).

Karena pacaran adalah suatu hubungan yang eksklusif, artinya membutuhkan perlakuan yang khusus dan memerlukan perhatian dan pengertian tersendiri yang berakibat pada kedua pasangan untuk saling menerima satu sama lain. Hal yang demikian akan berpotensi merubah sikap dan perilaku seseorang. Sesuai dengan teori S-O-R yang menyatakan bahwa komunikasi akan efektif dan mampu merubah sikap, perilaku dan opini seseorang jika para pelaku komunikasi mempunyai sikap perhatian, pengertian, dan penerimaan terhadap stimulus (pesan) yang disampaikan.

2. Motivasi Seseorang Berpacaran
Dalam melakukan aktivitas biasanya ada suatu hal yang memotivasi seseorang melakukan aktivitas tersebut. Begitu juga halnya dengan pacaran, banyak sekali hal dapat memotivasi seseorang untuk berpacaran. Berdasarkan hasil wawancara penelitian, menunjukkan bahwa hal yang memotivasi mahasiswa FIDKOM berpacaran adalah rasa ingin tahu para mahasiswa yang tinggi dan ingin coba-coba, serta dianggap tidak gaul kalau tidak pacaran. Hal ni seperti penuturan responden:
”...hal yang paling memotivasi saya dalam berpacaran adalah saya pengen tau aja pacaran itu kaya gimana dan dari situ saya mau coba-coba, dan juga temen-temen suka ngeledekin saya gak gaul, maka dari itulah saya mencoba-coba buat pacaran...”

Teori S-O-R menyatakan bahwa Dalam proses perubahan sikap, sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Itu artinya jika motivasi dalam diri seseorang sangat tinggi, maka akan mampu membuat seseorang melakukan sesuatu yang diinginkan, begitu pula halnya dengan pacaran. Jika motivasi untuk berpacaran dalam diri seseorang sangat tinggi, maka orang itu akan melakukannya. Hal yang demikian akan mengganggu stabilitas prestasi belajar mahasiswa FIDKOM.

3. Pengalaman Berpacaran
Pacaran adalah suatu rutinitas yang harus dilakukan oleh para remaja. Tidak mengherankan jika pengalaman pacaran para remaja sekarang sudah cukup mumpuni, hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara penelitian kepada para responden yang rata-rata berumur 19 tahun:
“…ya..kira-kira saya sudah pernah pacaran lebih dari enam kali deh, itu juga saya pengen tau aja pengalaman pacaran ama beda-beda orang. Saya kalau pacaran bisa dibilang hampir setiap hari, karena kan saya nge-kost cowok saya juga nge-kost jadi gampang lah buat ketemunya dan biasanya saya pacaran lebih banyak di kampus sih daripada di rumah atau kosan dan juga biasanya saya pacaran itu ngobrol-ngobrol, curhat, dan pokoknya gak menyimpang deh…”

Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa lebih dari enam kali responden melakukan pacaran, itu artinya sudah lebih dari enam kali mahasiswa FIDKOM berganti-ganti pasangan. Dan lebih mengejutkannya lagi, sebagian besar mahasiswa FIDKOM berpacaran hampir setiap hari, mereka berpacaran di kampus, di rumah atau di kosan serta biasanya mahasiswa berpacaran melakukan hal yang sewajarnya seperti berbincang-bincang, curhat dan hal yang tidak melanggar norma-norma yang ada.

Pengalaman berpacaran berarti seberapa lama seseorang melakukan aktivitas pacaran. Jika merujuk pada hasil penelitian, menunjukkan bahwa lebih dari enam kali mahasiswa FIDKOM berpacaran, melihat realita yang ada, dapat dirasakan begitu banyak hal-hal yang negatif masuk ke dalam diri mahasiswa FIDKOM, bahkan melebihi batas-batas normal. Ini akan mampu merubah perilaku seseorang, dalam hal ini prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan teori S-O-R yang berbunyi bahwa sikap seseorang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang Berpacaran
Suatu aktivitas yang biasa seseorang lakukan, mungkin disadari ataupun tidak pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas tersebut, baik secara internal maupun eksternal. Begitu juga dengan pacaran, jika dicermati bahwa ada faktor dari dalam dan dari luar yang mempengaruhi seseorang melakukan aktivitas pacaran, hal ini dituturkan oleh responden sebagai berikut:
“…sebenernya faktor dalam diri saya yang mempengaruhi saya berpacaran adalah saya pengen tau pacaran ama pasangan yang sekarang gimana, dan saya juga pengen coba-coba pacaran lagi. Dan faktor dari luarnya seperti ada dorongan dari temen-temen yang mengharuskan saya pacaran, kemudian saya disangka gak gaul dan gak laku-laku kalau gak punya pacar…”

Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa FIDKOM berpacaran ada dua, yaitu faktor dari dalam diri (internal) yang meliputi: rasa ingin tahu dalam diri mahasiswa FIDKOM yang tinggi terhadap pacaran dan rasa ingin mencoba-coba para mahasiswa FIDKOM yang juga tinggi daam berpacaran. Sedangkan faktor dari luar (ekternal) meliputi: adanya motivasi dari lingkungan, seperti teman-teman dan dianggap tidak gaul apabila tidak berpacaran.

5. Dampak-dampak Berpacaran
Ketika seseorang melakukan sesuatu, pasti akan melahirkan dampak yang dirasakan oleh orang tersebut, baik dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Berikut penuturan responden tentang dampak-dampak yang ditimbulkan dari aktivitas pacaran:
“…emangnya sih saya rasain dampak-dampak dari pacaran itu, baik itu dampak positif dan negatifnya. Selama ini yang saya rasakan positifnya pacaran itu adalah kadang-kadang pacar saya mengingatkan dan ngasih motivasi saya buat belajar, saya merasa lebih banyak punya temen, kan pacar saya punya banyak temen, dan saya juga merasa aman kalau jalan kemana-mana, kan ada pacar saya yang selalu melindungi. Tapi ada juga negatifnya berpacaran, yang saya alami kalau lagi marahan saya suka kepikiran terus dan saya jadi males ngapa-ngapain, selain itu pacar saya sering ngatur-ngatur, itu bikin saya gak bebas, terus satu lagi saya takut terjerumus lagi pada perilaku yang menyimpang yang pernah saya alami yaitu perilaku seksual …”

Dari realita di atas dapat disimpulkan bahwa dampak positif dan dampak negatif dari pacaran bagi mahasiswa FIDKOM adalah sebagai berikut:
1. Dampak Positif
a. Meningkatkan gairah dan menambah motivasi untuk belajar. Hal ini akan
berdampak terhadap meningkatnya prestasi belajar.
b. Pergaulan sosial lebih meluas, karena pacaran membuat seseorang untuk
bersosialisasi dengan banyak orang.
c. Merasa aman ketika jalan karena sang pacar selalu melindungi

2. Dampak Negatif
a. Prestasi akan menurun karena dalam pacaran ada masalah-masalah yang
selalu terbayang, hal itu membuat seseorang untuk malas belajar dan
berakibat pada menurunnya prestasi belajar.
b. kebebasan untuk aktivitas lain akan terbatasi karena sang pacar selalu
mengatur dan waktu dihabiskan hanya untuk berdua.
c. Pacaran zaman sekarang selalu dekat dengan kehidupan seksualitas.
Dampak inilah yang paling dikhawatirkan karena akan manimbulkan
masalah sosial.

6. Persepsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang diraih dari jerih payah seseorang dalam memahami suatu materi pelajaran yang dinyatakan daam bentuk skor atau penghargaan (reward). Dalam hal ini adalah mahasiswa FIDKOM, dinyatakan berprestasi jika nilai rata-rata indeks prestasinya (IP) mencapai 3,00 atau lebih, berikut penuturan responden mengenai prestasi belajar:
“…prestasi belajar itu kan suatu hasil belajar yang didapat seseorang dari usahanya sendiri. Mahasiswa dikatakan berpretasi kalau dia cepet paham pelajaran, dapet IP yang tinggi, ya…minimal 3,00 lah…”

Teori S-O-R yang menyatakan bahwa komunikasi akan efektif dan mampu merubah sikap, perilaku dan opini seseorang jika pelaku komunikasi mempunyai sikap perhatian, pengertian, dan penerimaan terhadap stimulus (pesan) yang disampaikan.

Intisari teori di atas bisa dicapai, yaitu perubahan sikap dalam hal ini adalah prestasi belajar jika mahasiswa FIDKOM svmempunyai sikap perhatian, pengertian dan penerimaan terhadap pelajaran yang disampaikan para dosen dikampus.

7. Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi Belajar
Aktivitas pacaran disadari atau tidak akan membawa pengaruh terhadap prestasi belajar seseorang, seperti yang dituturkan responden berikut ini:
“…iya nih semenjak saya pacaran, saya jadi males-malesan buat belajar, padahal saya udah berusaha untuk ngatur waktu antara pacaran dan kuliah, eh..malah lebih rajin pacaran daripada kuliah, apalagi pas saya lagi ribut ama pacar saya, jangan kan kuliah, bergerak dari kamar aja saya males, padahal saya sadar bahwa semua ini akan membawa dampak pada nilai saya…”

Hal di atas menunjukkan bahwa pacaran sangat berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar mahasiswa FIDKOM. Hal ini terjadi karena intensitas waktu lebih banyak digunakan untuk pacaran, yang berakibat terbengkalainya aktivitas kuliah. Hal yang demikian itu akan berdampak terhadap menurunnya indeks prestasi yang diraih mahasiswa tersebut.

Menurut teori S-O-R, bahwa sikap dan perilaku seseorang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Dalam hal ini pacaran akan mampu mempengaruhi prestasi belajar jika aktivitas pacaran dilakukan secara intensif dan dapat perhatian khusus.













BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pacaran adalah suatu hubungan eksklusif antara pria dan wanita yang saling menyukai yang di dalamnya terjalin komunikasi yang intensif. Hal yang demikian itu akan mempengaruhi terhadap prestasi belajar seseorang. Dimana prestasi belajar merupakan hasil jerih payah seseorang yang didapat dari hasil belajar.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pacaran dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Karena pacaran adalah suatu hubungan yang ekskusif, artinya membutuhkan perlakuan khusus dan istimewa, seperti yang diutarakan responden “Pacaran itu kan suatu hubungan antara pria dan wanita yang saling suka, dan dalam pacaran itu juga kan jalinan kasih yang harus dipisahkan dengan urusan-urusan lain. Pacaran juga diperlakukan secara istimewa, artinya merencanakan aktivitas pacaran secara khusus”. Hal demikian tersebut membuat para mahasiswa memperlakukan pacaran melebihi aktivitas-aktivitas lain, salah satunya adalah aktivitas belajar. Aktivitas yang demikian berpotensi membuat para mahasiswa bermalas-malasan untuk kuliah yang berakibat akan menurunnya prestasi belajar mahasiswa tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, Selain pengaruhnya terhadap prestasi belajar, pacaran juga membawa dampak-dampak negatif seperti: mempersempit pergaulan sosial karena para mahasiswa menghabiskan waktunya hanya berdua. Dampak yang paling dikhwatirkan adalah pacaran identik dengan seksualitas, seperti perngayataan responden “pacar saya sering ngatur-ngatur, itu bikin saya gak bebas, terus satu lagi saya takut terjerumus lagi pada perilaku yang menyimpang yang pernah saya alami yaitu perilaku seksual”. Hal ini akan menimbulkan masalah baru, yaitu penyakit sosial seperti seks bebas, aborsi dan lain-lain. Namun, tidak sedikit pula dampak positif dari pacaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pacaran dapat meningkatkan motivasi belajar, sesuai dengan yang diutarakan responden Selama ini “yang saya rasakan positifnya pacaran itu adalah kadang-kadang pacar saya mengingatkan dan ngasih motivasi saya buat belajar”. Akan tetapi dengan catatan jika diantara pasangan (pria/wanita) saling mengingatkan dan mendukung dalam aktivitas belajar.

B. Saran
1. Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) harus lebih waspada terhadap pacaran zaman sekarang, artinya apabila ingin berpacaran harus dipikirkan secara matang dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan dampak yang akan timbul akibat dari aktivitas pacaran, karena kebanyakan orang beranggapan bahwa pacaran zaman sekarang identik dengan hal-hal yang negatif.
2. Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi harus menerapkan aturan beserta sanksinya secara tegas kepada mahasiswa yang melakukan aktivitas pacaran di kampus. Apabila hal ini diterapkan, maka akan mampu meminimalisir hal-hal yang negatif akibat dari pacaran.
3. Alangkah lebih baik dalam rangka untuk mencapai cita-cita, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) memfokuskan diri pada aktivitas, karena jika sesuatu pekerjaan dilakukan dengan focus dan totalitas akan membuahkan hasil yang memuaskan.








DAFTAR PUSTAKA

Benjamin S. Bloom. 1956. Klasifikasi Hasil Belajar. Surabaya: Offiset Indah.
E. Kristi Purwadani. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:
LPSP3 UI, 1998) Cet. Ke-1.
Hasan Sadaly. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
PT. Gramedia.
Http/www. Ant.com/Artikel Purnama Julia Utami. Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi Belajar Remaja. 11 Januari 2010.
Interview. Pacaran dan Prestasi Belajar Mahasiswa FIDKOM. Ciputat. 18-20 Juni 2010.
Kuzel. 1999. Metode Riset Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Laporan Hasil Survei Synevote (Indonesia), Perilaku seksual di empat kota,
(September 2004).
Lexy. J Maleong. Metode Penelitian Kuaitatif. Bandung: PT. Remaja Kosda Karya. 2002.
Mardalis. Metode Peneitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. 2002. Cet. Ke-5.
Muhibbin Syah. 1997. Motivasi Prestasi Belajar. Surakarta: Yudhistira.
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Slameto. 2003. Prestasi Belajar. Jakarta: Gramedia Indonesia.
Winarni. 2002. Komunikasi Massa. Malang: UMM Press.
Winkel. 1996. Prestasi Belajar Anak. Bandung: Sinar Dunia.
Www.ditptksd.go.id. Kartono. 1995. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar. 20/04/2010.
Www.indowebster.web.id. Saud Saumiman. Alasan-alasan Remaja Berpacaran. 16/06/2010.
Www.wartawarga.gunadarma.ac.id. Arifin. Dampak positif dan Negatif Pacaran Bagi Remaja. 15/11/09.
Yunan yusuf. Pedoman Akademik fak. Dakwah Ilmu dan Ilmu komunikasi. Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. 2004-2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar