Kamis, 06 Januari 2011

Pemecahan Masalah dan Pengambilan keputusan

Tugas ini Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Ilmu Manajemen


Dosen : Cecep Sastrawijaya

Disusun Oleh:
Handy Indra Dermawan
Hilmansyah



JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH II A
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada suri teladan kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman nanti.

Maksud dan tujuan kami membuat makalah ini agar para mahasiswa mengetahui dan memahami kajian Ilmu Manajemen dan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kami sebagai manusia menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen Ilmu Manajemen karena atas arahan dan bimbingannya, juga kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dan harapan kami tentunya adalah kami makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada umumnya dan bagi kami sendiri pada khususnya. Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam memahami pelajaran Ilmu Manajemen.

Jakarta, April 2009



Kelompok IV







A. PEMECAHAN MASALAH
Biasanya masalah timbul bila suatu keadaan nyata berbeda dari keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi sering kali menghadapi banyak sekali masalah. Oleh karena itu pemecahan masalah sangat diperlukan. Ada beberapa tahap dalam memecahkan masalah, diantaranya:
1. Proses Penemuan Masalah
Secara umum ada empat situasi yang dapat membantu untuk mengenal lebih dini adanya masalah, yaitu:
1. Bila ada penyimpangan dari pengalaman yang lalu, berarti pola kinerja atau prestasi
yang lalu dalam organisasi berubah.
2. Bila ada penyimpangan dari rencana.
3. Bila ada orang atau pihak luar yang menyampaikan masalah kepada manajer.
4. Prestasi para pesaing.
2. Penemuan Masalah
Tidaklah mudah menemukan apakah suatu situasi yang dihadapi suatu perusahaan menimbulkan masalah. Menurut David B. Gleicher, masalah adalah sesuatu yang membahayakan organisasi untuk mencapai sasarannya.
3. Menemukan untuk Memutuskan
Setiap manajer harus mampu memecahkan suatu masalah yang ada. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan tentang bagaimana manajer menemukan suatu situasi yang merupakan masalah dan memutuskan untuk menghadapinya, yaitu:
a). Ambang Pengenalan Masalah
Dalam ambang pengenalan masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
● Seberapa besar perbedaan atau kesenjangan antara keadaan nyata dengan yang diinginkan?
● Bagaimana hal itu mempengaruhi kesempatan kita untuk mencapai tujuan organisasi?
● Sejauh mana usaha kita untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi?
● Seberapa cepat tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang terjadi ?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secar efektif, seorang manajer harus menggunakan pertimbangannya berdasarkan pengetahuan tentang lingkungan kekuatan organisasi baik yang langsung maupun tidak langsung. Maka untuk menjadi seorang manajer yang efektif sangatlah penting melakukan pengumpulan informasi, baik melalui cara formal maupun tidak formal.
b). Menetapkan Prioritas
Setiap masalah yang timbul dalam keseharian dalam kegiatan operasi perusahaan tidaklah mungkin dapat diatasi semuanya dengan segera. Karena itu, penting bagi manajer untuk menentukan prioritas dan mendelegasikan masalah-masalah yang lebih kecil atau ringan kepada para bawahannya.

B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan Manajerial
Masalah-masalah yang berbeda menuntut jenis pengambilan keputusan yang berbeda pula. Jenis-jenis pengambilan keputusan, diantaranya:
a). Keputusan Terprogram
Keputusan yang diambil dengan kebijakan, prosedur atau peraturan tertulis/tidak tertulis yang mempermudah pengambilan keputusan dalam situasi berulang dengan membatasi atau meniadakan alternatif. Keputusan terprogram biasanya digunakan untuk mengatasi masalah-masalah kecil dan ringan.
b). Keputusan Tidak Terprogram
Masalah yang luar biasa atau istimewa yang jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup oleh kebijakan atau sedemikian penting sehingga memerlukan perlakuan khusus harus ditangani dengan suatu keputusan yang tidak terprogram. Karena alasan ini, banyak program pengembangan manajemen berusaha meningkatkan kemampuan manajer untuk mengambil keputusan tidak terprogram.

Karena keputusan yang diambil mencakup peristiwa-peristiwa di masa yang akan datang, setiap manajer harus dapat menganalisis di bawah kondisi mana keputusan akan diambil: kondisi kepastian, risiko, atau ketidakpastian.

2. Model Pengambilan Keputusan Rasional
Organisasi mempertimbangkan pilihan mereka dan memperhitungkan tingkat risiko optimal dengan menggunakan model pengambilan keputusan yang rasional. Ini bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tidak terprogram dan membantu manajer mendalami lebih jauh pertimbangan apriori, yaitu asumsi bahwa pemecahan yang paling logis atau jelas atas suatu masalah adalah yang paling tepat. Dalam model pengambilan keputusan rasional terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Selidiki Masalah
Dalam menyelidiki suatu permasalah yang terjadi secara menyeluruh ada tiga aspek, yaitu:
a). Tentukan Masalah
Tentukan masalah utama dari suatu gejala yang terjadi di perusahaan, misalnya banyak karyawan kurang cakap dalam bekerja mengundurkan diri.
b). Identifikasi Sasaran Keputusan
Apabila masalah sudah ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan apa yang dapat digunakan sebagai pemecahan yang efektif. Manajer harus mulai menentukan bagian mana dari masalah itu yang harus dipecahkan dan mana yang sebaiknya ia upayakan pemecahannya.
c). Diagnosis Penyebab
Apabila manajer telah menemukan pemecahan yang memuaskan, ia harus menentukan tindakan untuk mencapainya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendapat pengertian yang mendalam mengenai semua sumber masalah sehingga ia dapat merumuskan dugaan tentang penyebabnya.
2. Kembangkan Alternatif
Tahap ini mungkin lebih sederhana bagi keputusan yang terprogram, namun lebih rumit untuk keputusan yang tidak terprogram, terutama jika dihadapkan pada keterbatasan waktu. Seorang manajer sering terkecoh dengan hanya menerima alternatif pertama yang menghalangi manajer tersebut untuk menemukan pemecahan terbaik bagi masalahnya. Jadi sebaiknya jangan mengambil keputusan penting tanpa terlebih dahulu mengembangkan beberapa alternatif. Banyak alternatif pemecahan diharapkan dapat membantu manajer dalam mencari suatu pemecahan yang optimal.
3. Evaluasi Alternatif dan Pilih yang Terbaik
Setelah mengembangkan serangkaian alternatif pemecahan atas masalah yang dihadapi, manajer harus menilai masing-masing alternatif yang ada. Pertnayaan- pertanyaan berikut dapat membantu seorang manajer dalam menilai suatu alternatif:
● Apakah alternatif ini mungkin?
Dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mewujudkan alternatif ini. Pemecahan apa pun hanya efektif sejauh mendapat dukungan sumber daya dari perusahaan. Maka dalam menilai alternatif, manajer harus mencoba mengantisipasi apa yang akan terjadi jika karyawan tidak mendukung dan melaksanakannya dengan kesungguhan hati.
● Apakah alternatif tersebut suatu pemecahan yang memuaskan?
Jawaban atas pertanyaan ini adalah alternatif yang diambil akan mencapai sasaran keputusan dan memberikan peluang untuk berhasil.
● Apa kosekuensi yang mungkin bagi bagian lain organisasi?
Karena organisasia merupakan suatu sistem dari bagian-bagian yang saling terkait, manajer harus mencoba mengantisipasi bagaimana suatu perubahan yang terjadi pada satu bidang akan mempengaruhi bidang lain baik sekarang maupun dikemudian hari.
4. Laksanakan Keputusan dan Adakan Tindak Lanjut
Apabila telah memilih alternatif dari semua alternatif yang tersedia, manajer harus membuat rencana untuk mengatasi persyaratan dan masalah yang mungkin dihadapi pada waktu melaksanakan alternatif tersebut. Sumber daya harus diperoleh dan dialokasikan sesuai dengan keperluan. Selanjutnya manajer menentukan prosedur untuk laporan kemajuan dan bersiap-siap untuk melakukan perbaikan bila timbul masalah baru.









Daftar Pustaka

● A.M. Kadarman, Udaya Jusuf. Pengantar Ilmu Manajemen. 2001. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
● Stoner, James A.F. R.E. Freeman, Daniel R. Gilberto Jr. Manajemen (terjemahan).
1995. Jakarta: PT Prenhallindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar